Pengobatan Insomnia
Dalam mengobati insomnia, hal
pertama yang dilakukan oleh dokter adalah mencari tahu apa yang menjadi akar
penyebabnya. Jika insomnia didasari oleh kebiasaan tertentu, maka dokter akan
menyarankan pasien untuk mengubah kebiasaannya itu. Misalnya menyarankan untuk
tidak mengonsumsi minuman berkafein, merokok, dan minuman keras menjelang
tidur. Selain itu, dokter akan menyarankan menetapkan waktu tidur dan bangun
tiap harinya secara disiplin. Terakhir, pasien akan disarankan untuk tidak
melakukan tidur siang.
Jika insomnia disebabkan oleh suatu
masalah kesehatan, maka dokter akan terlebih dahulu mengatasi kondisi yang
mendasari tersebut dan tentunya dengan langkah penanganan yang disesuaikan agar
tidak menimbulkan efek samping yang dapat memperparah insomnia.
Jika pasien tetap mengalami insomnia
meski telah memperbaiki pola hidup, maka dokter biasanya akan menyarankan
pasien mengikuti terapi perilaku kognitif khusus untuk insomnia (CBT-I). Bahkan
jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat tidur.
Mengatasi
insomnia dengan terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif untuk
mengatasi insomnia atau CBT-I biasanya disarankan bagi mereka yang telah
mengalami gangguan tidur
yang tidak membaik setelah dilakukan perubahan pada rutinitas tidur. CBT-I
dilakukan dengan bimbingan dokter dengan tujuan mengubah pikiran dan perilaku
negatif yang menjadi penyebab insomnia, menjadi pikiran dan perilaku positif.
Selama melakukan terapi CBT-I, pasien
akan diajari cara mengurangi berbagai stres atau pikiran yang dapat mengganggu
tidur, serta diajari cara mengurangi ketegangan dengan relaksasi. Jika
diperlukan, dokter akan mengukur tingkat relaksasi pasien dengan bantuan alat
sensor yang dipasang di tubuh pasien.
Dalam terapi CBT-I, pasien juga akan
diajarkan cara mengatur pikirannya agar dapat mengasosiasikan kamar tidur
dengan kegiatan tidur semata. Selain itu pasien akan dibimbing agar mampu
menetapkan waktu tidur dan bangun secara konsisten.
Selain metode pengobatan di atas,
ada hal-hal lain yang termasuk ke dalam terapi CBT-I, di antaranya adalah paradoxical
intention untuk membantu pasien yang kesulitan memulai tidur tetapi tidak
bermasalah dalam mempertahankan tidur. Terapi pembatasan tidur juga mungkn
disarankan untuk meningkatkan waktu tidur secara bertahap.
Untuk mengetahui tiap kemajuan yang
telah dicapai pasien, biasanya dokter akan meminta pasien untuk tetap mengisi
buku harian tidur.
Mengatasi
insomnia dengan obat tidur
Obat tidur biasanya hanya digunakan
dokter sebagai pilihan terakhir, yaitu ketika insomnia sudah tidak lagi bisa
diatasi dengan perubahan pola hidup dan terapi kognitif atau ketika tingkat
keparahan insomnia sudah tinggi.
Obat tidur umumnya diresepkan dengan
dosis serendah mungkin dan dengan jangka waktu sesingkat mungkin. Jadi artinya
penggunaan obat tidur sifatnya hanya sementara. Dokter biasanya akan enggan
meresepkan obat tidur dalam jangka panjang karena hal tersebut tetap tidak akan
mengatasi penyebab dasar insomnia.
Untuk insomnia yang menyebabkan
penderitanya mengalami kelelahan, stres berat, atau terbangun tiba-tiba di
malam hari, dokter dapat meresepkan zopiclone atau zolpidem. Biasanya
kedua obat tidur ini diberikan dengan dosis serendah mungkin dalam jangka waktu
maksimal satu bulan. Baik zopiclone maupun zolpidem memiliki efek
samping berupa mulut terasa kering, sakit kepala, mual, atau muntah.
Untuk insomnia yang penderitanya
mengalami kesulitan memulai tidur, dokter dapat meresepkan zaleplon.
Efek samping umum dari penggunaan obat ini adalah kesemutan, nyeri saat menstruasi pada wanita,
dan hilang ingatan jangka pendek. Zaleplon biasanya diresepkan dalam
jangka waktu maksimal setengah bulan dengan dosis serendah mungkin.
Jika penderita insomnia mengalami
rasa cemas atau stres berat, dokter dapat meresepkan golongan obat penenang
seperti benzodiazepin agar penderita menjadi rileks dan dapat tidur
dengan lelap.
Selain dapat menyebabkan
ketergantungan, kadang-kadang reaksi kantuk obat tidur bisa berlanjut hingga
keesokan harinya, terutama pada orang tua. Karena itu bagi Anda yang memiliki
rutinitas sibuk dan suka membawa kendaraan sendiri, hendaknya tanyakan kepada
dokter agar obat tidur yang diberikan bisa disesuaikan dengan kondisi Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar