Dampak OCD pada rutinitas
sehari-hari akan menentukan proses pengobatan yang cocok untuk Anda. Proses
pengobatan ini dilakukan secara bertahap dan membutuhkan waktu sampai hasilnya
benar-benar efektif, terkadang lamanya hingga berbulan-bulan. Karena itu,
penderita OCD serta keluarganya dianjurkan untuk menjalani proses pengobatan
dengan sabar.
Langkah pengobatan yang biasanya
akan dijalani meliputi terapi perilaku untuk mengubah tingkah laku dan mengurangi
kecemasan. Selain itu juga ada obat-obatan untuk mengendalikan gejala yang
dialami.
Hambatan OCD dalam rutinitas
penderita sering disebut sebagai gangguan fungsional. Jika masih termasuk
ringan, gangguan ini pada umumnya bisa ditangani dengan terapi perilaku atau
CBT saja. Tetapi jika lebih berat, terapi CBT akan lebih ditekankan dan obat
antidepresan juga bisa disertakan.
Anak-anak yang mengidap OCD umumnya
akan ditangani oleh dokter dengan spesialisasi menangani OCD pada anak-anak.
Terapi
Pajanan dan Pencegahan Respons (Exposure and response prevention/ERP)
CBT meliputi terapi pajanan dan
pencegahan respons (ERP) yang terbukti efektif untuk menangani OCD. Dalam
terapi ini, sejumlah situasi yang menjadi pemicu kecemasan penderita akan
dideteksi. Penderita akan menjalani pajanan terhadap objek atau obsesinya dan
belajar mengatasi kecemasan secara bertahap dengan cara yang sehat.
Tahap ini harus dilewati tanpa
melakukan perilaku kompulsif yang biasa muncul untuk menghilangkan kecemasan
penderita. Proses ini memang terdengar menakutkan, tapi terbukti sangat
membantu.
Tingkat dan durasi kecemasan
penderita biasanya cenderung berkurang seiring jumlah latihan yang dijalaninya.
Setelah berhasil menaklukkannya, penderita dapat melanjutkan ke pemicu
kecemasan yang lebih berat.
Penggunaan
Antidepresan
Obat-obatan juga mungkin dibutuhkan
untuk menangani OCD jika penderita mengalami tingkat OCD menengah atau parah,
dan jika CBT tidak cukup efektif. Beberapa jenis obat yang biasa digunakan
adalah fluoxetine, citalopram, dan
clomipramine.
Fluoxetine dan citalopram termasuk obat-obatan penghambat
pelepasan selektif serotonin (SSRI). Jenis antidepresan ini dapat meningkatkan
jumlah serotonin dalam otak dan manfaatnya akan terasa biasanya setelah tiga
bulan pemakaian. Tetapi penderita OCD tingkat menengah dan parah setidaknya
perlu mengonsumsinya selama satu tahun. Jika penderita hanya mengalami sedikit
gejala atau tidak sama sekali saat kembali diperiksa, dokter mungkin akan
mengizinkannya untuk menghentikan penggunaan.
Penderita perlu waspada karena obat
ini dapat meningkatkan kecemasannya sehingga dapat menimbulkan dorongan untuk
bunuh diri atau menyakiti diri sendiri. Segera periksakan penderita ke dokter
atau rumah sakit terdekat jika dia mengonsumsi SSRI dan mengalami
dorongan-dorongan negatif tersebut.
Penderita juga sebaiknya tidak
berhenti mengonsumsi SSRI tanpa mendiskusikannya dengan dokter karena dapat
menyebabkan kambuhnya gejala-gejala OCD. Dokter akan mengurangi dosis secara
bertahap sampai Anda boleh berhenti meminumnya.
Bagi penderita OCD yang tidak cocok
mengonsumsi SSRI, tersedia clomipramine yang merupakan antidepresan
trisiklik (TCA). Tetapi meski terbukti efektif, obat ini jarang dianjurkan oleh
dokter karena efek sampingnya yang lebih banyak.
TCA tidak cocok untuk orang yang
memiliki tekanan darah rendah, aritmia (detak jantung yang tidak teratur), dan pernah terkena serangan jantung dalam waktu dekat. Orang yang berisiko terkena penyakit
kardiovaskular juga dianjurkan untuk menghindari penggunaan obat ini. Jika
memang perlu, pengguna obat ini sebaiknya menjalani tes tekanan darah dan
elektrokardiogram (EKG) secara teratur.
Sumber: http://www.alodokter.com/ocd/pengobatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar